Rabu, 21 Juli 2010

Dr. Pratiwi S





Mereka yang lahir sebelum tahun 1980 pasti tahu tentang tragedi pesawat ulang alik Challenger Januari 1986. Rencananya, setelah Challenger ini sukses di luar angkasa, akan diluncurkan pesawat ulang alik lain jenis Columbia di tahun yang sama, untuk membawa satelit asal Indonesia Palapa B3. Malang, pesawat Columbia ini tak jadi meluncur, padahal disana direncanakan ada ilmuwan asal Indonesia dr. Pratiwi sebagai Payload Specialist. Payload Specialist adalah astronot selain astronot NASA yang ada di pesawat luar angkasa. Bila tragedi itu tidak terjadi, Indonesia mendahului Malaysia dalam hal mempunyai astronot pertama.
Seperti Apa Sosok Beliau?
Dr. Pratiwi lahir tahin 1952. Bila tidak ada tragedi Challenger, beliau jadi astronot di usia 34. Saat ini beliau masih aktif sebagai peneliti, dosen dan pembicara di seminar baik tentang mikrobiologi bidang utama beliau, maupun tentang peranan wanita. Saya pribadi bertemu langsung dengan beliau tahun 2009 saat seminar, dan bertemu lagi Juli 2010 di seminar yang sama. Beliau jadi pembicara. Di seminar ini, satu yang unik, setiap turun dari podium sebagai pembicara, selalu ada satu orang asisten membantu memegang tangannya. Ada apa gerangan? Tampaknya beliau terlalu banyak duduk menulis atau melihat kuman-kuman lewat mikroskop, sehingga melupakan olah raga dan mungkin, sekali lagi mungkin juga keasikan ngemil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar